Assalamualaikum
wr.wb..
Pada postingan blog kali ini saya ingin menceritakan
sedikit pengalaman pribadi saya mengenai sikap menghargai waktu. Karena saya
ingin sharing sekaligus mengingatkan para pembaca sekalian bahwa sikap dalam
menghargai waktu dan disiplin terhadap waktu merupakan hal yang paling penting.
Kita sebagai manusia memang tidak luput dari kesalahan dan kelalaian tentunya
dalam disiplin dan juga menghargai waktu, dan biasanya beberapa hal ini terjadi
pada saat datangnya waktu shalat atau ibadah, deadline tugas, belajar dan mempersiapkan
diri untuk ujian, melaksanakan perintah orang tua dan, lain-lain. Beberapa hal
yang saya sebutkan sebelumnya merupakan hal yang sering saya alami selama hidup
saya. Mudahnya menunda-nunda waktu ibadah merupakan salah satu kelalaian terbesar
saya dalam disiplin terhadap waktu, padahal saya menyadari bahwa waktu shalat
tersebut mungkin bisa menjadi waktu terakhir saya dalam mengerjakan shalat,
karena umurpun tidak ada yang tahu bukan? Ini selalu terjadi ketika banyaknya
kesibukan akan kegiatan-kegiatan yang sangat banyak dalam satu hari.
Pengalaman lainnya adalah
buruknya memanajemen waktu untuk belajar, mengerjakan tugas rumah, dan
mempersiapkan tugas akhir untuk memenuhi kelulusan nanti. Ini diakibatkan oleh
rutinitas tidak penting yang tetap saya lakukan hingga saat ini yaitu bermain
game online. Kegiatan ini mengakibatkan semakin buruknya manajemen waktu untuk
kuliah dan juga ibadah. Oleh karena itu saya terus mencoba secara perlahan
untuk mengurangi waktu bermain game tersebut agar lebih dimaksimalkan untuk
kuliah, ibadah, dan membahagiakan orang tua. Saya beruntung memiliki keluarga
yang selalu mengingatkan akan pentingnya menghargai waktu, yaitu ayah saya selalu
mengingatkan saya tentang salah satu surat yang terdapat didalam Al-Quran yaitu
surat Al-‘Ashr.
Orang tua tak henti-hentinya
mengingatkan saya bahwa pentingnya menghargai waktu karena waktu tidak akan
bisa diulangi atau bahkan kembali ke waktu sebelumnya. Sikap menghargai waktu
merupakan salah satu tanda bahwa kita sudah semakin dewasa. Sayapun selalu
bersyukur masih memiliki keluarga yang selalu mengajarkan, mengingatkan, dan mengajak
berbuat kebaikan tentunya dalam disiplin dan menghargai waktu. Saya berharap
mudah-mudahan kita sebagai manusia tidak termasuk kedalam golongan manusia yang
benar-benar dalam kerugian seperti yang disampaikan oleh surat Al’Ashr. Bayangkan
saja, ketika kita selalu menunda pekerjaan yang akhirnya semakin menumpuk dan
dikerjakan pada keesokan harinya dan pada keesokan harinya mendapatkan
pekerjaan baru yang harus ditunda juga karena belum selesainya pekerjaan pada
hari sebelumnya dan terus berulang dari waktu ke waktu. Cukup melelahkan bukan?
Bukankah sebaiknya melaksanakan arti dari peribahasa “Bersakit-sakit dahulu.
Bersenang-senang kemudian”? Supaya pada saat “Bersenang-senang kemudian” kita
dapat merasakan nikmatnya secara keseluruhan tanpa adanya beban akan pekerjaan
yang menumpuk atau tertunda. Dalam menghargai waktupun sama, sebaiknya kita
sebagai manusia menghargai kehadiran orang tua dan juga keluarga dengan
menghabiskan waktu lebih banyak bersama mereka ketimbang bersama teman-teman.
Karena keluarga akan selalu berada pada nomor satu didalam prioritas kehidupan.
Sesulit apapun keadaan kita tentunya keluarga khususnya orang tua akan selalu
menjadi orang yang paling pertama menemani dan membantu kita dalam menghadapi
keadaan sulit. Maka bahagiakanlah keluarga selama mereka masih ada dengan
menerapkan sikap menghargai waktu. Mungkin itu saja yang ingin disampaikan oleh
penulis, mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penyampaian informasi dan
tulisan. Wassalamualaikum wr.wb..